
MASIH KECIL KOK DIPONDOKIN,,,

Masih kecil kok sudah dipondokin, tega banget ya!. Itulah sebagian kecil komentar bernada nyinyir orang saat melihat orang tua ‘mondokin’ atau mengantar anak usia SD/MI ke pesantren. Komentar itu sering bikin galau orang tua yang sejak awal ingin mondokin anaknya sejak dini.
“Bismillah saja mondokin anak, kebetulan saja anaknya bersemangat ngaji”. Itulah rasa semangat dari salah satu penyemangat kita untuk tetap mengusir kegalauan kita untuk mondokin anak. Mondokin anak bukan semata persoalan psikologis anak hingga pandangan orang awam kepada kita. Mondokin anak hendaknya sejak awal harus didasarkan pada alasan rasional, di samping tentunya alasan spiritual. Mondokin anak jangan sampai karena terbawa alasan emosional semata. Apalagi karena mengikuti trend dan sebagainya yang justru nantinya mengorbankan berbagai hal termasuk mental anak.
Mengajak anak untuk bisa mondok sejak dini tentulah alasan rasional di saat jaman now. Sudah terbukti pesantren atau gaya pendidikan pesantren yang dulu disorot tradisional justru kini banyak diadopsi oleh pendidikan modern. Ya, boarding school itulah bentuk modernesasi pendidikan dipondok pada jaman now artinya juga adalah asrama atau pesantren. Pilihan pesantren atau sistem pendidikan pesantren telah dipercaya sebagai tempat pendidikan paling aman, nyaman dan kondusif untuk mengarahkan pendidikan hingga pergaulan anak sejak dini. Tak hanya kecerdasan akademis saja yang diasah, di pesantren kecerdasan emosional hingga spiritual terbukti turut serta diasah, diasih dan diasuh secara intens.
Dalam memilih suatu pesantren bisa menerapkan kiat-kiat mengenai cara untuk mencari pondok untuk memantapkan hati orang tua dan anak agar bisa semangat dalam ‘mondok’.
Siapkan Niat dan Mental Anak dan Orang Tua.
Dari awal pastikan anak punya niat mondok. Niat ini tidak berdasarkan pengalaman yang buruk yang didapat dirumah, misal kurang diperhatikan orang tua dan lain sebagainya. Tapi kita sebagai orang tua harus bisa memastikan tekad niat anak kita untuk mesantren.
Dalam memastikan tekad, saya ngetes kesungguhan niat anak itu dengan cara menanyakan bolak balik maksud dan keinginannya untuk mondok. Di situ saya menggambarkan hal hal yang akan berbeda ketika dia di pesantren, yang berarti akan jauh dari keluarga, jarang ketemu, harus mandiri (makan mandi sendiri) dan lain sebagainya. Kalau anak kok tidak berubah malah tambah semangat maka itu salah satu indikasi mantepnya niat.
Lakukan Survei ke Beberapa Pesantren.
Semua pesantren pada prinsipnya baik karena di pesantren diajarkan ilmu agama dan akhlak yang baik. Orang tua wajib melakukan survei ke beberapa pesantren anak anak untuk melihat hal-hal yang bisa disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan anak kita. Jangan asal hanya mendengar informasi yang belum jelas, hanya sekedar katanya di pondok ini begini di pesantren sana begitu dan lain sebagainya. Tetapi kita pentingkan untuk memastikan apa saja yang akan anak kita pelajari dan dapati di pesantren tersebut. Kyai/pengasuh/ustadz ini penting tidak hanya pada keilmuannya (sanad dan sebagainya) tapi karena yg nantinya akan menjadi orang tua kedua untuk anak kita. Setidaknya setelah bersilaturami, bertemu dan ngobrol di awal kita bisa sedikit mengenal orang yang akan mendampingi anak-anak kita
Pastikan Pesantren untuk Anak-anak.
Pastikan pesantren itu untuk anak anak. Karena pesantren khusus anak anak usia SD/MI itu sangat jarang dijumpai. Kebanyakan pesantren itu ya membuka pendaftaran untuk segala usia. Orang tua yang ingin mesantrenkan anaknya yang usia ini hendak lebih selektif. Pasalnya dikhawatirkan kalau pesantren yang tidak ada batasan usianya misal dari tingkat SD – Menengah Atas dalam satu komplek malah bisa menjadikan anak anak yang usia SD dewasa sebelum waktunya dan rentan bullying juga. Kalau seusia mereka akan berinteraksi sesuai dengan usianya.
Pastikan Kurikulum yang diampu.
Pastikan kurikulumnya, kurikulumnya khusus Alquran (Tahfidz) atau fokus belajar Kitab kuning dan tetap diajarkan Alquran tetapi bukan yang fokus untuk menghafal dan lain sebagainya.
Melalui pendidikan pesantren yang mungkin masih tradisionalis, anak-anak diajarkan soal disiplin. Menaati aturan, menjaga kepatuhan hingga takdzim kepada guru diajarkan dan dicontohkan setiap hari oleh lingkungan pesantren. Pesantren terbilang menjadi solusi di tengah situasi jaman now yang sering identik dengan pengaruh pergaulan hingga teknologi informasi terbilang sulit dikendalikan. Sudah banyak kasus anak kecanduan gawai, game online serta dampak negatif penggunaan teknologi yang tanpa kendali. Di pesantren anak-anak belajar dikondisikan untuk fokus mengaji dan kegiatan lainnya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memberikan pendidikan pesantren sejak dini. Bahkan tak jarang kini pesantren menjadi tempat untuk rehabilitasi para remaja dan anak yang kecanduan teknologi informasi dan komunikasi.
Jadi di sini tidak menghadap-hadapkan antara pesantren dengan teknologi informasi. Yang ditekankan di sini adalah soal pesantren yang sejak dulu telah berhasil menjadi tempat menempa disiplin santri untuk taat aturan, paham kewajiban dan mengetahui hak-hak dirinya dan orang lain termasuk juga hak memanfaatkan teknologi informasi yang benar sesuai kebutuhan, tempat dan sebagainya. Melalu pesantren inilah, kita sebagai orang tua bisa mempercayakan kepada pengasuh pesantren untuk turut serta mendidik anak-anak kita. Dengan iklim lingkungan pesantren yang sudah ada sejak dulu, maka karakter anak bisa terbentuk.
Di pesantren memungkinkan mereka untuk bisa bersosialisasi, berinteraksi, berkomunikasi dua arah. Merekapun bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara bijak sesuai dengan arahan dari pihak pesantren. Jadi tidak ada alasan lagi untuk menolak atau memandang miring, mondokin anak sejak dini ke pesantren. Sudah saatnya kita sadar akan jaman sekarang ini. Bukankah Sahabat Ali Bin Abi Thalib pernah berkata “Didiklah anakmu sesuai jamannya”. Dan sampai sekarang kalau pesantren masih tetap terjaga dan tak akan lekang oleh jaman. Apalagi sistem pendidikan agama ini sudah ada sejak jaman Nabi, Wali dan hingga para Ulama pewarisnya hingga sekarang. Sejak dini mondokin anak, kenapa tidak!. Ayo Mondok, Mondok itu Keren!.
===============================
////////////
Informasi Penerimaan Santri Baru T.P. 2025-2026 :
SMAIQ SMAIQ KLIK DISINI
SMPIQ SMPIQ KLIK DISINI
SD IT Tahfidz SDIT Tahfidz KLIK DISINI
SD IT Reguler SDIT Reguler KLIK DISINI
KB IT – TK IT KB-TK KLIK DISINI
////////////
Al Husna Mayong, mengelola :
KB IT – TK IT – SD IT – SMP IQ – SMA IQ – TPQ – Ponpes Tahfidh Qur’an – Majlis Ta’lim – Al Husna Mabrur – Al Husna Mart – LAZISNA – MADINA.
////////////
Siapkan Infaq terbaikmu Untuk PEMBANGUNAN MASJID BESAR AL HUSNA Ke :
🏦 Bank Rakyat Indonesia (BRI)
🏧 224001000848561
🏦 Bank Negara Indonesia (BNI)
🏧 1544613546
A/N: PANITIA PEMBANGUNAN MASJID AL HUSNA
Salurkan juga Infaq Untuk Dakwah MEDIA AL HUSNA Ke :
🏦 Bank Rakyat Indonesia (BRI)
🏧 Rek. No. 2240-01-006409-53-5
🏢 a/n. MEDIA AL HUSNA
) Konfirmasi Transfer: wa.me/6289621050552
////////////
Youtube : New Al Husna Official
Facebook : YP3 Al Husna Mayong Jepara
Email : yp3alhusna@gmail.com
Website : www.alhusnainternational.sch.id
////////////
———————————————————
0 comments