
MILAD SANG PENGASUH AL HUSNA INTERNASIONAL DAN HARDIKNAS DI PESANTREN
2 Mei 2025, hari bersejarah bagi Pengasuh Al Husna Internasional serta hari tercetusnya Hari Pendidikan Nasional. Adalah Dr. KH. Akhmad Mundhoffar, Al Hafiz, M.Pd. genap berusia 60 tahun. Abah Mudhof, sapaan karib ulama asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah ini dikenal sebagai sosok yang penuh wibawa, berkharisma pula. Senyum santun dan sikap tawaduk membuat pengasuh Pondok Pesantren Al Husna Internasional ini disegani banyak kalangan.
Selain sikapnya yang begitu lemah lembut kepada siapapun, belaiu yang dilahirkan di Jepara pada 2 Mei 1975 lalu ini juga dikenal sebagai pemikir progresif. Banyak terobosan-terobosan penting yang beliau telurkan ketika menjalankan amanat sebagai pengasuh pesantren, pimpinan organisasi, maupun sebagai pelayan umat.
Nama Abah Mudhof sudah tidak asing lagi di masyarakat. Baik masyarakat umum, kalangan ulama, habaib, umaro’ bahkan organisasi kemasyarakatan hingga para pejabat pemerintahan. Apalagi kepribadiannya yang menyejukkan, ramah, santun serta kehidupannya yang berkarakter ini begitu teguh menjaga prinsip dan nilai-nilai sunnah dan Islami.
Abah Mudhof kerap kali melakukan dakwah ke berbagai wilayah di Asia hingga Eropa. Seperti India, Tarim, Australia hingga Afrika. Banyak waktu yang dimanfaatkan oleh Abah Mudlof untuk belajar, mencari pengalaman baru. Tujuannya tak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan pengalaman dan belajar ilmu agama diberbagai penjuru dunia. Berbagai pengalaman berharga yang beliau dapatkan selama berdakwah dan menimba ilmu, serta melanglang buana ke sejumlah negara menjadikan beliau pribadi yang semakin matang dalam mengemban amanah sebagai pelayan umat.
Dunia pendidikan adalah dunia sang Pengasuh Al Husna Internasional semenjak kecil, beliau begitu bersemangat dengan mengemban amanah sebagai pelayan umat dalam mendidik generasi penerus dengan meneguhkan nilai-nilai sunnah yang berkaraketer, berakhlakul karimah sesuai dengan ajaran islam dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Pun demikian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di pesantren tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi momen penting untuk merefleksikan dan meneguhkan nilai-nilai pendidikan seperti yang diwariskan oleh Ki Hajar Dewantara. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan yang unik, dapat memberikan contoh nyata bagaimana pendidikan tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi juga mencakup pembentukan karakter, etika sosial, dan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
Hardiknas di pesantren menjadi kesempatan untuk merenungkan makna pendidikan yang sejati, memperkuat komitmen seluruh insan pesantren dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik dari aspek kurikulum, metode pengajaran, maupun pembentukan karakter santri. Ki Hajar Dewantara meyakini bahwa pesantren merupakan model pendidikan yang paling ideal bagi Indonesia, karena secara alami pesantren telah menerapkan konsep Tripusat Pendidikan yang ia gagas.
Di lingkungan pesantren, proses pendidikan tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga berlangsung dalam komunitas sosial yang hidup, di mana santri belajar, beribadah, dan berinteraksi secara intens selama 24 jam penuh. Santri dididik bukan hanya oleh guru di ruang kelas, tetapi juga oleh lingkungan sekitar dan nilai-nilai sosial yang tumbuh di pesantren. Pada saat yang sama, hubungan santri dengan keluarganya tetap terjaga, baik melalui komunikasi langsung maupun melalui peran keluarga dalam mendukung pendidikan moral anak di pesantren.
Pesantren hari ini menjadi cermin nyata. Bayangkan jika model ini diperluas ke sekolah-sekolah umum, sekolah rakyat, hingga komunitas belajar berbasis desa atau kampung. Di sana, anak-anak tidak hanya dididik untuk pintar, tetapi juga diajak bertanggung jawab, saling menghargai, dan peduli lingkungan sosial.
Jadi makna pendidikan yang sesungguhnya adalah mengajarkan, “bahwa hidup bukan soal bersaing, melainkan soal berkontribusi. Bukan soal menjadi yang terbaik, tetapi soal menjadi manusia yang bermanfaat”. Inilah cita-cita luhur pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang sepatutnya menjadi arah pembaruan pendidikan Indonesia di masa depan.
Seperti pesan abadi Ki Hajar Dewantara: Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan. Serta pesan pula dari Abah Mudhof: “Mondok sampe rabi, ngaji sampe mati, ora wani tirakat ora kuat derajat”.
“Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025”. Saatnya meneguhkan spirit Ki Hajar Dewantara, membangun peradaban bangsa yang bermartabat, berkarakter, dan berdaya saing di pentas dunia.
“Selamat Milad Sa’id Abahku”. Semoga bertambah umur, bertambah kebaikan, bertambah keimanan, bertambah keberkahan.
===============================
////////////
Informasi Penerimaan Santri Baru T.P. 2025-2026 :
SMAIQ SMAIQ KLIK DISINI
SMPIQ SMPIQ KLIK DISINI
SD IT Tahfidz SDIT Tahfidz KLIK DISINI
SD IT Reguler SDIT Reguler KLIK DISINI
KB IT – TK IT KB-TK KLIK DISINI
////////////
Al Husna Mayong, mengelola :
KB IT – TK IT – SD IT – SMP IQ – SMA IQ – TPQ – Ponpes Tahfidh Qur’an – Majlis Ta’lim – Al Husna Mabrur – Al Husna Mart – LAZISNA – MADINA.
////////////
Siapkan Infaq terbaikmu Untuk PEMBANGUNAN MASJID BESAR AL HUSNA Ke :
🏦 Bank Rakyat Indonesia (BRI)
🏧 224001000848561
🏦 Bank Negara Indonesia (BNI)
🏧 1544613546
A/N: PANITIA PEMBANGUNAN MASJID AL HUSNA
Salurkan juga Infaq Untuk Dakwah MEDIA AL HUSNA Ke :
🏦 Bank Rakyat Indonesia (BRI)
🏧 Rek. No. 2240-01-006409-53-5
🏢 a/n. MEDIA AL HUSNA
) Konfirmasi Transfer: wa.me/6289621050552
////////////
Youtube : New Al Husna Official
Facebook : YP3 Al Husna Mayong Jepara
Email : yp3alhusna@gmail.com
Website : www.alhusnainternational.sch.id
////////////
———————————————————
0 comments