30
Apr

MONDOK BEKAL MASA DEPAN ANAK SHOLIH-SHOLIHAH

Di balik meningkatnya minat terhadap sekolah sambil mondok juga terdapat sebuah fakta bahwa kebanyakan lingkungan pondok menciptakan suasana yang membuat para santri merasa betah, terutama pada aspek fasilitas, dan rekan-rekannya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak menjadi anak yang sholeh atau sholehah. Maka dari itu sudah jelas mengapa tren ini terus meningkat. Di satu sisi pendidikan di bangku sekolah merupakan suatu formalitas yang wajib ditempuh oleh pelajar, namun di sisi lain pendidikan di pondok pesantren pun juga tidak kalah pentingnya.

Oleh karena itu, mengkombinasikan keduanya merupakan suatu opsi yang sangat tepat untuk dilakukan. Dengan adanya keseimbangan antara pendidikan formal dan pendidikan agama maka diharapkan keduanya dapat menjadi perpaduan bekal yang sempurna bagi masa depan mereka.

Bisa memiliki anak yang sholeh dan sholehah merupakan suatu keberuntungan para orang tua. Maka dari itu, mendidiknya melalui pondok pesantren merupakan sebuah ikhtiar baik yang bisa ditempuh untuk mendapatkannya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa relasi menjadi faktor penting dalam memudahkan seseorang untuk terjun ke dunia kerja. Terkadang sebagai orang tua, anda tentunya ingin anak anda memperoleh relasi yang luas, namun di sisi lain anda juga khawatir dengan dampak buruk yang kemungkinan terjadi.

Hal ini tentu tidak perlu anda khawatirkan ketika anak menempuh pendidikan di pondok pesantren. Karena teman-teman sebaya yang ada di pesantren tentunya berasal dari bermacam-macam daerah, dan anda juga tidka perlu khawatir lagi mengenai dampak negatifnya, karena di pondok pesantren mereka di awasi dengan ketat. Relasi yang luas juga dapat membantu pengembangan wawasan di dunia pondok pesantren.

Dinamika keseharian siswa di pondok pesantren dapat dipastikan akan mempengaruhi kualitas ibadah santrinya. Terutama bila di rumah, orang tua sering merasa kesulitan dalam upaya melatih anak untuk beribadah, maka mondok merupakan sebuah solusi yang tepat.

Memasuki tahun ajaran baru seperti saat ini kita melihat fenomena semangat orang tua untuk menyekolahkan anak mereka di pondok pesantren (mondok). Hal ini berbeda dengan 20-30 tahun yang lalu di mana mondok hanyalah ‘kebiasaan’ orang desa dan sosial ekonomi bawah. Sedangkan orang kota dan menengah ke atas memandang sebelah mata pesantren, mereka lebih senang menyekolahkan anaknya di sekolah favorit, baik negeri maupun swasta.

Fenomena mondok ini dikarenakan semakin baiknya kualitas pendidikan di pesantren sehingga mendapat kepercayaan masyarakat, dan ditambah kepercayaannya orang tua terhadap masa depan anaknya. Perkembangan dunia yang memberi dampak negatif bagi anak dengan maraknya pergaulan bebas, kenakalan remaja serta dampak perkembangan teknologi informasi yang begitu deras, menyadarkan orang tua betapa pentingnya memberi bekal agama dalam pendidikan mereka.

Keterbatasan waktu dan pemahaman orang tua terhadap penguasaan agama mendorong mereka untuk mengirim putra-putri mereka ke lembaga pendidikan pesantren. Dengan perasaan yang berat, haru dan sayang mereka melepas putra-putri kesayangan untuk hidup di pondok dalam belajar dan menuntut ilmu.

Bagi orang tua harus tetap bijak dalam semangat mengirim anaknya ke pesantren, mulai saat memilih pesantren, maupun ketika sudah masuk pondok. Saat memilih pesantren pastikan pilihannya tepat, baik dalam hal paham pesantren maupun kebutuhan calon santri. Hal yang tak kalah penting, pastikan pesantren tersebut beraliran Ahlussunah wal Jamaah Annahdliyah.  Sesuaikan dengan tujuan mondok, lihatlah kurikulum pondok tersebut, apakah fokus untuk menghafal Al Qur’an atau pondok secara umum yang juga sekolah formal dan sebagainya. Satu hal yang juga harus dipikirkan adalah langkah setelah lulus dari pondok pesantren tersebut (out-put), apakah melanjutkan ke pondok pesantren dengan pendalaman agama, atau meneruskan di perguruan tinggi atau bahkan malah bekerja.

Saat sudah di pondok, pastikan orang tua bisa mengikuti perkembangan anak mereka. Walaupun sudah berada dalam bimbingan kiai, tetapi orang tua tetap berkewajiban memantau perkembangan belajar anak. Terkadang ada segelintir santri yang memiliki masalah. Jangan sampai hal itu memengaruhi apalagi membawa dampak negatif bagi anak-anak kita.

Semangat orang tua melepas anak untuk belajar ke pesantren adalah fenomena yang sangat baik. Semoga kelak terbentuk generasi penerus yang islami, kokoh dan hebat. Bukan hanya di dunia tetapi lebih dari itu, anak shalih-shalihah adalah investasi akhirat orang tuanya yang kelak bisa mendo’akan dan menuntun menuju surga.

===============================

////////////

Informasi Penerimaan Santri Baru T.P. 2025-2026 :

SMAIQ SMAIQ KLIK DISINI

SMPIQ SMPIQ KLIK DISINI

SD IT Tahfidz SDIT Tahfidz KLIK DISINI

SD IT Reguler SDIT Reguler KLIK DISINI

KB IT – TK IT KB-TK KLIK DISINI

////////////

Al Husna Mayong, mengelola :

KB IT – TK IT – SD IT – SMP IQ – SMA IQ – TPQ – Ponpes Tahfidh Qur’an – Majlis Ta’lim – Al Husna Mabrur – Al Husna Mart – LAZISNA – MADINA.

////////////

Siapkan Infaq terbaikmu Untuk PEMBANGUNAN MASJID BESAR AL HUSNA Ke :
🏦 Bank Rakyat Indonesia (BRI)
🏧 224001000848561
🏦 Bank Negara Indonesia (BNI)
🏧 1544613546
A/N: PANITIA PEMBANGUNAN MASJID AL HUSNA

Salurkan juga Infaq Untuk Dakwah MEDIA AL HUSNA Ke :
🏦 Bank Rakyat Indonesia (BRI)
🏧 Rek. No. 2240-01-006409-53-5
🏢 a/n. MEDIA AL HUSNA
) Konfirmasi Transfer: wa.me/6289621050552

////////////

Youtube : New Al Husna Official
Facebook : YP3 Al Husna Mayong Jepara
Email : yp3alhusna@gmail.com
Website : www.alhusnainternational.sch.id

////////////

———————————————————