25
Sep

Ridho Orang Tua

Ridho Orang Tua

Ridho Orang Tua adalah sebagai kunci keberhasilan.
Ridho Allah adalah ridho orang tua
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.
Artinya:
 “Dari sahabat Abdullah bin Umar ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Sedangkan murka-Nya berada pada murka keduanya,’” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
Di kisahkan.
Dahulu ada seorang ulama’ kenamaan yang bernama Al Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi atau singkatnya Imam Asy-Syafi’i.
“Ketika dulu beliau belajar di Makkah dan tinggal di kota Makkah bersama ibunya. Beliau kemudian belajar kepada seorang Alim yang bernama Muslim Bin Khalid Az Zanji,” ujarnya.
Ketika selesai belajar, kata Anggun Imanto, Muslim Bin Khalid Az Zanji mengatakan. Wahai Syafi’i berangkatlah kamu ke Madina, karena di Madinah ada ulama yang pakar Hadist yang bernama Al Imam Malik. “Belajar kepada Imam Malik,” katanya.
Kemudian, Imam Syafi’i minta restu kepada ibunya. Lalu ibunya mengatakan “Berangkatlah kamu nak, walaupun jarak antara kota Madinah dan kota Makkah itu butuh perjalanan yang panjang, tidak hanya satu hari, dua hari, tapi ber hari-hari”, katanya.
Tapi seorang Ibu Ridha hanya mengantarkan sampai depan rumahnya, kemudian setiap malam diselipkan doa untuk anaknya, yang penting pesan ibunya jangan sekali kamu pulang kecuali kamu membawa ilmu.
Setelah belajar kepada Imam Malik di Madinah. Kemudian Imam Malik mengatakan “Wahai Syafi’i berangkatlah kamu ke Iraq, belajarlah kamu disana dari murid-murid Imam Abu Hanifah yang pakar di bidang Fiqih,”.
Kemudian Imam Syafi’i berangkat ke Iraq dengan biaya dari Imam Malik. Kemudian di Iraq belajar bersama Imam Muhammad bin Hasan asy-Syaibani.
“Akhirnya Imam Syafi’i menjadi ulama’ yang faqih. Kemudian Imam Syafi’i kembali ke kota Makkah,” sambungnya.
Setalah pulang, kata Anggun, kemudian Imam Syafi’i mengutus seorang utusan untuk mengabarkan bahwa Imam Syafi’i sebentar lagi sampai kota Makkah.
Namun, Ibunya menjawab. “Bilang kepada Syafi’i kalau dia pulang, jika tidak membawa ilmu, maka suruhlah kembali lagi ke tempat dia saat menimbah ilmu,”.
Sebab itulah Imam Syafi’i mempunyai karya besar di bidang Fiqih yang menjadi rujukan Ulama’ sampai detik ini. Kitab itu disebut dengan kitab Al Umm.
Itu adalah kitab ilmu yang sangat luar biasa, tapi judulnya Al Umm (ibu).
Jadi, kata Anggun, Imam Syafi’i menjadi ulama’ hebat karena ridhanya orang tua mendukung bagaiamana pun, apapun yang dilakukan demi ilmu. Maka ibu dari Imam Syafi’i ridha.
Kesuksesan Ridha
Dan kesuksesan ridha inilah yang mengantarkan anak-anak kita ini menjadi anak-anak yang baik.
Maka, wali yang ridha terhadap pendidikan Al Husna , dia akan berusaha untuk mempercayakan 100% pendidikan anaknya kepada Al Husna Insya Allah Akan mendaptkan ilmu yang barokah dan manfaat.
Ketika ada masalah yang menimpah kepada anaknya, maka selesaikan dengan cara yang ma’ruf dan bijaksana.